Meskipun banyak pesaing bermunculan, Ethereum masih jadi pilihan utama untuk aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan NFT. Apa yang membuatnya tetap relevan di tahun 2025?

Sudah hampir satu dekade Ethereum hadir sebagai platform utama dalam dunia blockchain. Meski banyak blockchain baru bermunculan—dengan klaim lebih cepat, lebih murah, dan lebih canggih—faktanya Ethereum masih jadi rumah bagi sebagian besar inovasi Web3. Tahun 2025 menjadi pembuktian bahwa Ethereum bukan cuma bertahan, tapi terus berkembang sebagai fondasi ekonomi digital berbasis blockchain.
Salah satu momen terpenting adalah keberhasilan transisi dari proof of work ke proof of stake, atau yang lebih dikenal sebagai Ethereum 2.0. Perubahan ini bukan hanya soal penghematan energi, tapi juga langkah penting untuk meningkatkan skalabilitas jaringan. Sekarang, Ethereum bisa memproses transaksi lebih cepat, dengan biaya lebih rendah, dan tetap menjaga keamanan tinggi. Perubahan ini memperkuat posisi Ethereum sebagai infrastruktur utama di ekosistem kripto.
Lalu, apa rahasianya Ethereum bisa bertahan dan terus mendominasi? Jawabannya bukan cuma soal teknologi, tapi juga komunitas dan ekosistemnya. Ethereum punya jumlah developer terbesar di dunia blockchain. Ratusan proyek dibangun di atas Ethereum, mulai dari Uniswap, AAVE, sampai OpenSea. Ketika pengembang butuh ekosistem yang stabil, teruji, dan penuh dukungan, Ethereum masih jadi pilihan paling logis.
Selain itu, Ethereum tak sendirian. Ekosistemnya diperkuat oleh teknologi layer 2 seperti Arbitrum dan Optimism. Teknologi ini bekerja seperti jalan tol tambahan yang dibangun di atas Ethereum, membuat transaksi lebih murah dan cepat tanpa harus memindahkan aktivitas dari jaringan utama. Ini memberikan fleksibilitas dan efisiensi yang dibutuhkan oleh aplikasi-aplikasi skala besar, terutama di sektor DeFi dan NFT.
Tentu saja Ethereum juga punya tantangan. Blockchain seperti Solana dan Avalanche menawarkan throughput transaksi yang jauh lebih tinggi, dengan waktu konfirmasi yang sangat cepat. Tapi, kestabilan dan reputasi Ethereum masih sulit disaingi. Di dunia blockchain yang cepat berubah, kepercayaan adalah aset. Dan Ethereum punya itu.
Di sisi lain, Ethereum juga terus berinovasi lewat berbagai proposal peningkatan jaringan. Komunitasnya aktif, transparan, dan terus mencari cara untuk menjawab masalah-masalah yang muncul seiring pertumbuhan pengguna. Ini membuat Ethereum tidak statis—ia hidup, berkembang, dan berevolusi.
Bagi pelaku industri, Ethereum bukan sekadar platform teknologi. Ia adalah fondasi ekonomi digital masa depan. Di atas Ethereum, orang membangun pasar keuangan baru, aset digital kolektif, identitas on-chain, hingga infrastruktur negara berbasis blockchain. Skala penggunaannya jauh melampaui “sekadar koin”.
Jadi ketika ditanya mengapa Ethereum masih bertahan, jawabannya bukan cuma karena dia yang pertama—tapi karena dia terus belajar, membenahi diri, dan memperkuat ekosistemnya dari dalam. Dan selama itu terjadi, Ethereum akan tetap jadi pusat gravitasi di dunia Web3.